Nah, dari latar belakang masalah itulah (bahasanya kayak lagi bikin skripsi aja wkwkwk😂😅) pada akhirnya saya membuat rumusan permasalahan dan berusaha mencari solusi terbaik dari masalah yang saya hadapi.
Dari situlah pada akhirnya, saya memutuskan untuk mengamalkan satu-satunya solusi terbaik yang paling rasional dan bisa memecahkan semua permasalahan utama ini, yaitu dengan harus (belajar) masak!🙋🍳. Pekerjaan yang pada kenyataan sebelumnya sama sekali belum menjadi hal yang mampu saya lakukan dengan baik. Bahasa spontannya; saya sebelumnya belum bisa masak sama sekali! Dan kemudian harus mulai belajar masak. Dimulai dari Nol ya, Pak! 😎😂😁.
Setelah memulai niat lalu mendeklarasikan diri 'harus belajar masak', maka niat ini harus dilakukan.
Dan beginilah ceritanya⏳
Hari-hari sayapun kemudian banyak saya lakukan dengan belajar masak. Belajar otodidak alias belajar sendiri. Tanpa mentor atau pembimbing. Mencoba membuat masakan yang paling mudah dibuat. Masakan dari level basic seperti itulah. Misalnya, belajar membuat tumis kangkung, telur omelet yang enak dengan tambahan sayur-sayurnya, dan beberapa tumis sayur lainnya dengan bahan yang tak begitu sulit.
Lalu pertanyaannya, gimana prosesanya saya belajar memasak itu?
Pertama. 'Proses belajar masak secara serius' ini bisa dibilang merupakan hal baru bagi saya. Ketika kita menemukan hal baru dan mencoba untuk melakukan hal baru tersebut yang sebelumnya belum pernah kita lakukan, tentu kita mencari tahu bagaimana cara melakukannya. Cara melakukan ini bisa dilakukan dengan mencari dan membaca buku panduan. Yang bisa mengarahkan kita agar bisa melakukan sesuatu secara efektif dan benar. Dan di dalam dunia memasak, buku panduan ini adalah Buku resep masakan, yang berisi bahan-bahan masakan dan cara memasak makanan yang diinginkan.
Tapi, di jaman sekarang tentu berbeda. Kita nggak perlu bersusah payah mencari dan membeli buku resep masakan. Karena semuanya sudah bisa didapatkan lewat media internet. Jaman sekarang segala informasi sangat mudah diakses lewat google.com. Pun dalam hal masak-memasak, dimana tidak harus membeli buku resep masakan ketika ingin mencoba memasak sesuatu. Cukup dengan browsing dan mencari resep makanan yang ingin kita buat. Kita bisa mencari informasi resep dari Google, atau lewat versi yang lebih visual seperti Youtube, atau dari Aplikasi memasak.
Saya sendiri cenderung lebih suka mencari resep dengan mendownload berbagai aplikasi dari google play yang memuat menu resep masakan. Jadi, apapun resep makanan yang ingin kita cari, biasanya sudah tersedia dalam satu aplikasi tersebut. Belum lagi untuk masalah kepraktisan. Kita bisa melihat resep hanya lewat hp smartphone kita yang memiliki aplikasi tersebut.
Kelebihan dari Aplikasi memasak ini menurut saya sendiri karena kita bisa mendapat langsung resep dari orang-orang yang share resep masakan yang mereka buat. Ada gambarnya, ada tata caranya, dan bisa melihat review dari orang-orang yang mau mencoba atau sudah mencoba resep dari orang tersebut. Ketika review mereka bagus, berarti resep masakannya kredibel dan bisa diikuti.
Saya biasanya membuat masakan versi saya sendiri dengan mencoba resep dasar dari beberapa versi orang yang memasak makanan yang sama, dan mengkolaborasikannya. Memilih baik dari tata cara masak yang beragam, juga melihat dari bahan-bahan masakan yang digunakan. Proses ini lumayan seru bagi saya, karena kita seperti sedang bereksperimen🔬.
Untuk urusan melihat bahan-bahan masakan dari suatu resep, saya sendiri punya kebiasaan lebih suka mencari bahan yang paling mudah atau tidak terlalu banyak, tapi bisa menghasilkan hasil masakan yang cita rasanya mirip dengan aslinya. Ini karena masakan enak versi Indonesia kebanyakan terbuat dari bumbu dan rempah yang lumayan banyak dan kompleks🌾🌿.
Ketika tinggal di luar negeri, biasanya cukup sulit untuk menemukan bumbu-bumbu masak ini. Sekalipun menurut saya itu negara yang dekat dengan Indonesia, seperti Malaysia atau Thailand. Jikapun ada jualnya di negara tersbut, harganya cukup mahal. Belum lagi, cita rasanya masih berbeda dengan yang buatan Indonesia sendiri.
Makanya ketika saya punya kesempatan pulang ke Indonesia beberapa hari, saya bisanya akan membawa banyak bahan masakan dari Indonesia. Misalnya; lada bubuk, kunyit bubuk, ketumbar bubuk, penyedap rasa ayam & sapi, dan beberapa bumbu masakan instant seperti merek Indofood, Bamboo, Sajiku, Royco, dllnya seperti; Bumbu rendang, bumbu soto, dan bumbu opor🍲.
Bicara tentang beberapa bumbu masakan instant ini, saya sangat bersyukur sekali bagi perusahaan yang punya ide membuat produk seperti ini 😎. Why? Karena terobosan ini sangat membantu memudahkan kelangsungan hidup umat manusia. Bukan dalam bentuk mendukung perilaku manusia modern di jalan sekarang yang lebih senang mengkonsumsi hal yang serba instant. Tapi ini karena menurut saya sendiri sangat membantu masyarakat Indonesia yang dalam kondisi harus tinggal jauh dari Tanah air, dan begitu rindu pengen makan masakan Indonesia. Mahasiswa yang harus merantau karena sekolah jauh ke luar negeri, atau Ibu-ibu seperti saya ini, yang lumayan sulit untuk adaptasi rasa masakan lain selain masakan Indonesia wkwk 😹.
Selama masa-masa memasak, pun sampai sekarang, ketika baru ingin masak dan selama masak di dapur, hp selalu ada di samping saya. Seringkali di meja atau sebelah kompor pas. Jadi misalnya kecipratan minyak, atau layar hp jadi kotor karena sambil masak dan tangan kotor saya menyentuh hp jadi hal yang biasa terjadi. Semoga hp saya umurnya bisa tetap panjang karena ini. Hehehe😁😂😋😅
Kedua. tentang bagaimana proses saya belajar masak adalah dengan melakukan "learning by doing'. Alias belajar masak ya dengan dilakukan. Dikerjakan.
Tentu kita tidak bisa masak hanya lewat membaca resep saja tanpa dipraktekkan. Belum lagi, setelah dipraktekkan, bukan hanya dilakukan sekali-sekali. Tapi sesering yang bisa kita lakukan. Menjadi bisa, karena kita biasa melakukan. Butuh konsistensi dan persisten dalam menjalaninya⌚⌛.
Selain itu, setelah belajar memasak sesuatu tapi ternyata hasil masakannya tidak sesuai ekspektasi, saya biasanya akan mengevaluasi bagian mana yang salah dari proses memasak yang saya lakukan. Memang terkadang kegagalan masak membuat kita bisa bad mood dan malas untuk masak lagi.
Tapi, jika kita punya rasa penasaran dan ingin selalu bereksperimen mencoba memasak sesuatu yang berbeda beda, dan memang kita mulai suka melakukannya, dan kita meluangkan waktu untuk sering masak, maka tidak mungkin kalau kita tidak bisa masak dan di suatu saat bisa menjadi seorang koki yang handal. Baik untuk diri sendiri, atau bagi keluarga kita nantinya di saat sudah menikah. Pasti bangga dong, kalo suami atau anak kita nggak bisa makan masakan lain karena lebih senang mengharapkan masakan dari kita. Belum lagi, kita jadi bisa menyediakan makanan yang sehat untuk keluarga. It's really sweet, guys! 💖
💡 Dan saya sendiri mulai memaknai kegiatan memasak itu sebagai salah satu bagian dari skill hidup mendasar yang akan sangat memudahkan kita dan bisa memberi manfaat besar bagi kehidupan kita jika bisa menguasainya.
Demikian tulisan saya tentang Pengalaman baru belajar masak saat tinggal di luar negeri. Tulisan ini saya buat berdasarkan dari pengalaman saya pribadi lewat apa yang saya pikirkan, rasakan, dan lakukan. Semoga tulisan ini bisa memberi manfaat dan menginspirasi buatmu, guys! Thank you for reading💖.